Kata dholim itu berdasarkan yang pernah saya tahu adalah eksploitasi tanpa menghiraukan akibatnya.
Jika dholim itu pada diri sendiri maka mengeksploitasi diri sendiri untuk melakukan sesuatu atau memikirkan yang lebih dan mengesampingkan akibat dari hal itu.
Jika hendak mengetahui makna humanisme adalah memanusiakan manusia apakah memanusiakan terhadap manusia itu berlaku pada diri sendiri?
Dholim terhadap diri sendiri itu termasuk akibat menyesatkan terhadap jalan orang lain?
Melakukan segala sesuatu dengan tidak mengesampingkan perasaan orang lain agar tidak terluka bahkan hingga tersakiti sedikit saja adalah perbuatan yang mulia karena Tuhan menciptakan itu sudah dengan keputasan Tuhan dan pasti Tuhan memuliakannya ciptaannya.
Namun, jika memuliakan ciptaan Tuhan tapi diri sendiri tersakiti bahkan sempat terluka apakah ini masih dalam wilayah humanisme?
Aku butuh jawaban.
Mengalirlah dengan sunahNya
Bersyukurlah atas kesempatan dan kenikmatan apapun itu tak luput pula dengan rasa sakit adalah sebuah rizqi dari Tuhan jika engkau sadar bahkan rasa itu adalah pelajaran dari Tuhan dan pasti ada rencana yang menyusul setelah itu.
Jadi bukan lagi setelah kesulitan ada kemudahan namun kesulitan itu pasti bersamaan dengan kemudahan jika kita jeli.
Lns
Salamkertaslipatputih
Ujungpandan, Jepara
1 September 2017
19.37 wib
Komentar
Posting Komentar