Sering kali aku berpikir tentang sekelilingku
Mengamati dan sekedar tak sengaja melihat
Terpintas hal yang aku sendiri pun tak tahu datangnya
Pikiran tentang "manusia"
Semakin ku berbaur rasanya semakin ku tertuntut untuk banyak tahu
Tentang hal yang namanya jalan hidup dan takdirnya
Tabir itu ada banyak macamnya
Tebal dan tipisnya kita yang menilai
Tapi kita juga gak boleh semena-mena mungkin saja ada standarnya
Seperti ini
Aku mengamati manusia lain di luar diriku
Aku mengerti kegiatan yang mereka lakukan setiap harinya
Aku pula terlibat dalam setiap jalan takdirnya
Namun yang aku tak habis pikir adalah cara menjalani hidupnya
Bukan hanya satu pengamatan
Ada penyamatan lain yang aku lakukan
Bahkan aku selalu share dengan orang yang sejalan dengan pemikiranku
Catatan aku tidak menuntut orang untuk mengetahui dan mengikuti pikiranku
Hanya saja saat orang itu tak tahu maksudku rasanya "ngene lho sing tak maksud" haha itulah caraku
Satu waktu aku bersama kakak iparku
Membicarakan tentang suaminya yang tak lain adalah mas kandungku sendiri
Sikap, sifat dan karakternya aku tahu juga paham betul karena mungkin aku adalah adeknya dan mungkin juga aku tak terlepas dari sifatnya dia
Perjalanan kami saat itu adalah menuju bogor kebetulan kakak ipar ada rapat disana dan aku ingin ke kebun raya bogor
Saat di tol dia membuka pembicaraan tentang masku
Kita terbuai dengan pembicaraan ini
Sampai seperempat jam kita saling tumpang tindih pembicaraan dan bahasan dari tingkah mas dan hidup mereka
Tiba-tiba kakak iparku nyeletuk "dek ngapain ya kita ngomongin masmu, padahal kita sama-sama tahu kalau dia ya seperti itu terus kita ngapain ya..nambahin dosa deh kayaknya kita dek"
Dalam pikiran aku mencoba mengolah kata-kata iparku itu
Ada sisi negatif pikiranku adalah kan seru mbak kalau kita bahas ini
Kemudian kakak iparku tak berhenti sampai disitu dia melanjutkan "sebenarnya kita itu tidak tahu alaman orang-orang yang kita anggap jelek, ngatanya di dalam cerita ada tuh pelacur yang masuk surga, ada juga ustadz yang masuk neraka, ada orang yang baik tapi pas meninggal dia malah melakukan maksiat, dan masih banyak yang lainnya. Kita emang tahu luarnya mereka tapi kita kan gak sama mereka 24 jam kita gak pernah tahu isi hatinya juga, kita juga gak tau amalan yang dia kerjakan. Bisa jadikan dia itu melakukan kebajikan setiap hatinya walaupun sedikit sekali dan ikhlas tapi dia pekerjaannya sebagai pelacur, ya gak sih dek?"
Aku jawab dengan senyum. Terserah kakak iparku menangkapnya sebagai seperti apa. Setelah percakapan itu aku jadi terpikir bener apa kata kakak iparku kita itu gak tau amalan yang dilakukan orang yang kita anggap paling buruk sekalipun
Kita hanya bisa paham diri kita sendiri dan tahu persis dengan diri kita sendiri
Tau bagaimana kita sehari-hari, apa yang kita lakukan, apa yang menjadi istiqomah kita, ketidak baikan yang kita lakukan dan semua lipatan dan hidup kita saat kita bergejolak dengan takdir kita saat kita menangis karena sedih dengan cobaan saat kita sedih karena dosa atau saat kita bahagia dengan apa yang kita raih, dari mana penghasilan kita, dimana pikiran kita saat sholat dan segalanya
Kita tahu persis dengan hidup kita sendiri yang laila maksud adalah tahu persis amalan yang kita lakukan terlepas itu diterima atau itu dilarang atau itu diridhoi Allah atau yang lain yang terpenting kita lakukan
Itulah manusia yang tahu persis terhadap dirinya sendiri bukan diri orang lain
Karena kita tidak tahu persis apa yang ada di balik tabir
Salam kertas lipat putih
LNS
15.16 wib
Perjalanan Jepara-Ujungpandan
29 Agustus 2018
Komentar
Posting Komentar