Hijabi Hatimu Part 94 (Memulai)

 2022 bulan April tanggal 19 

pukul 07.35 Waktu Indonesias Bagian Barat

Aku memulai perjalanan baru, status baru, peran baru, tanggung jawab baru, dan harapan baru.

Saat ini pekerjaanku masih sama seperti diusia 22 tahun tepatnya 4 tahun lalu dari tahun ini. 

Bismillah ma'alhamdulillah, bagiku merupakan doa yang ku lantunkan setelah mendengar salah satu ngaji bareng dengan tokoh bangsa yang jowone tidak pernah tertinggal yaitu Emha Ainun Najib (Cak Nun) 

Beliau berkata bahwa setiap kesulitan pada disertai kemudahannya. Memulai dengan bismillah maka dibarengi dengan Alhamdulillah

satu satu kata yang selalu ku sematkan di setiap tulisanku yaitu "salam kertas lipat putih" ku dapatkan kata itu dari filosofi menurut diriku sendiri bahwa segala perjalanan hidupku ini nanti adalah "salam" yang bermakna bahwa takdir hidupku kemarin, sekarang bahkan ke depan merupakan sapaan bagiku salam dari Alloh untukku. Kenapa kertas putih? karena pesan dari Alloh tak hanya ditulis dengan sebuah tinta namun kertas yang putih sebagai lambang kertas yang suci dengan maksud yang baik tinggal mampu ataupun tidak kita mengartikan pesan tersebut. "Lipat" ditutupi, tidak gamblang, tidak untuk orang lain namun hanya untuukku karena ini perjalanku maka aku keluhkan, adukan, bersyukur kepadaNya saja bukan kepada yang lainnya. Begitulah filosofi dariku untuk kata yang ku rangkai kemudian ku sematkan di bawah tulisanku.

Bismillah ku mulai perjalanan baru ini, mulai ku tulis lagi dengan rangkaian kata sebisa dan semampuku. 

16 Desember 2021 hari kamis menjadi hari pernikahanku yang Alloh jodohkan dengan seorang yang ku pilih seorang yang bersama hingga tujuh tahun. Mengapa sampai selama itu? jawaban singkatnya jika pendek karena semua perjalanan menuju pernikahan dipermudah. Kendala yang selalu hadir adalah ketidak yakinan yang ada faktor lain di dalam itu yaitu keluargaku. Mulai berbagai alasan dari yang sedikit masuk di akal hingga yang tidak masuk akal sama sekali pun dilontarkan. Ibarat perjalanan cintaku dengan suami adalah keyakinan yang benar-benar datang ketika aku serahkan semua kepada Alloh baik  pikiranku, hatiku, bahkan mentalku. Apakah terbayang dianggap yang macam-macam oleh keluarga kandung sendiri? aku pun tidak pernah sekalipun terlintas seperti yang sebenarnya ku alami. 

Sampai akhirnya Alloh memberiku jalan, mempertemukanku dengan orang-orang baik care bahkan orang baru yang bukan saudara sekalipun. Alhamdulillah aku dapat menikah dengan cara islam tanpa menyalahi prosedur dalam agama maupun dalam tatanan pemerintah. 

Apakah setelah itu mulus? tentu Alloh tidak membiarkan aku terlarut lupa, aku diuji dengan anggapan rekan kerja yang membernarkan persepsi mereka sendiri padahal bukan mereka yang mengalami. Sungguh aku banyak belajar dan geli mengetahui itu sempat sedih namun Alloh memberikanku suami yang sangat baik dan mampu menepis semua negthink yang tidak akan berpengaruh apapun dalam hidupku dan hanya membuang sia-sia energi baik dalam tubuhku. 

Alhamdulillah 

Alloh memebriakn rizqi yang aku tak sangka akan mendapatkan itu. Aku mampu menjalin silaturrohim dengan orang-orang baru baik dalam ikatan pekerjaan informal (les) bahkan rizqi berupa saudara baru yang tanpa ikatan darah sekalipun. 

Harapan baruku adalah doa yang dikabulkan oleh Alloh 

Semoga aku dapat menjalankan peran sebagai istri untuk suamiku tersayang serta tercinta dan ibu yang tebaik untuk anakku, membangun keluarga yang sakinah mawaddah warohmah, penuh kasih, penuh kebahagiaan dan selalu bersyukur. Semoga Alloh karuniakan kesehatan, ridho dan keberkahan untuk keluarga kecilku. Aamiin 

Salam Kertas Lipat Putih 

LNS 

Di tempatku bekerja 











  

Komentar