Dipenghujung
jalan tertoreh sedikit tinta emas yang telah berani mebiaskan cahaya mentari
dengan kilau yang mengagumkan. Apik, cemerlang dan fundamental sungguh alam
berpihak padanya. Semangatnya brilian yang sempat ia utarakan sempat
mengguncahkan alam raya yang tenang. Dari ufuk dia berada adalah sorotan tajam
sang pujaan yang tiada terdefinisi oleh masa dan putaran musim. Bagi yang
memandang sangatlah teduh dan anggun. Tiada cacat sedikitpun yang bisa dicari bahkan
tak sengaja dilihatpun bukanlah hal yang nyata artinya adalah mustahil. Dengan
beragam musim yang telah dilalui dan musim yang dirasa sekarang selalu saja
membuat dia merasa tercentalkan. Bagai es yang berani menantang suhu hingga
tinggal menunggu seberapa lama dia akan bertahan pada kebekuannya sebelum
meleleh dan menjadi sifat yang lain yaitu mencair.
Semua
yang tergambarkan tidaklah jauh dari sempurna. Hampir semua yang diperlihatkan,
diucapakan dan dilakukan adalah hal terindah yang pernah ada. Tuhan memang
telah berikan yang terbaik tetap menjadi kekal dan terburuk tiada mampu
berpaling untuk disembunyikan sekalipun. Walau kilauan sinar tiada mampu
menembusnya. Kini dia dengan sejuta muara yang dalam itu, diabaikan dan yang
melihat tiada sudi mengorientasikan pandangan dua indra yang terpasang di wajah
pada dia yang dulu dipuja.
Pasang
tinggi bagaikan ombak laut pada bulan september adalah diembaskan yang tepat
posisinya saat ini. Bak angin darat malam hari yang membawanya mengarungi laut
lengkap degan suasana sunyi ialah refleksi kalbunya saat ini. Terpatri degan
alam yang luas tersisir batas menjadikan insan dan pribadi yang menganggap
orang lain tiada berarti. Takdir Tuhan ditentang. Mahluk sosial tidaklah
dominan. Monodualisme menggumam selalu dalam hatinya saat ini.
Masa
bodo, egois, individualis, idealis, liberal, ateis dan orang yang hanya paham
dengan bahasa aneh itulah justifikasi manusia yang berlalulalang
disekelilingnya. Kendati demikian membuat dia semakin ingin memecahkan hal yang
sebenarnya dia sendiri ragu bahwa dia bukanlah yang utama dan pertama penemu
teori baru tentang kepribadian personal.
Dia
dilahirkan di bumi Tuhan, bukan dibekali misi khusus karena dia tetap menjadi manusia
yang sama rasa, sama derajat tiada deskriminatif sekecil apapun itu. Seolah
bungkam dengan segala hal yang tertancap padanya dulu, bahwa dialah bukan yang
diinginkan. Juara hati ini dia besarkan. Haluan keluarganya yang sangat jauh
dari kota membuat dia berbeda dengan satu dan yang lain pula. Menjalankan
sesuatu yang berbeda dari yang lain bukanlah
keputusan yang tepat darinya. Karena dia adalah fundamental yang membesarkan
hatinya sendiri. Hanya dia seorang. Sesungguhnya dia, yang bertolak belakang
pada kodratnya saat ini berat menjalankan misinya. Misi yang berbeda dan tidak
pernah dia temukan dibelahan bumi manapun. Namun tekadnya sangat luar biasa.
Dengan didorong oleh keinginan dan perasaan yang mewakili mau dikemanakan
keingintahuannya permanen selalu saja menari-nari di otaknya itu. Dia begitu
kalud sesungguhnya, kebingungan tiap hari yang selalu ditemuinya adalah hal
yang selalu dia manfaatkan untuk terus berjalan menggapai apa yang seharusnya
dia gapai. Memposisikan diri satu tingkat diantara yang lain. itu landasannya.
Daya
analisisnya hampir rata-rata dengan yang lain, namun dia tetap yakin dan
percaya apabila dia mampu mengarahkan pada yang benar maka kebesaran yang
sesungguhnya mampu ia genggam. Dia dengan berpegang pada yang diyakini hingga
menjadi prinsip bahwa dia bukanlah orang bodoh yang hanya mengekor pada
peradaban yang hanya butuh 2 hal pada dasarnya yaitu justifikasi dan
konfirmasi. Dia bertekad bahwa hidupnya tidak sekecil dan sedangkal itu. Dia
butuh banyak hal dan cita-cita seluas planet sirius yang tidak mudah dijamah
berdasar pada pengetahuan bahwa disanalah sintesis manusia ditemukan dan
diasana adalah tempat yang belum mengetahui sebenarnya diamana titik temu
antara manusia dengan kera.
Bagi
dia. segala yang ada dipikirannya adalah mengasikkan. Bagaikan titik beku yang
butuh 0o untuk mengubah keseimbangan yang diimpikan. Begitu besar
gambarannya mengenai manusia . Ketika 0o terlampau akan sangat tidak
seimbang. Hati yang ditemukan kaku dan mendekatpun orang akan enggan. Karena
suhu normal hanya kisaran 34-36oC. Namun sebaliknya tidak berlaku
ketika semua termo begitu tinggi melebihi 100oC maka dia akan panas
hingga terbakar bukanlah hal yang mustahil saat itu. Jadi ketika dia
menyimpulkan bahwa manusia yang berada pada taraf yang wajar bagai suhu tubuhnya
akan merasa aman dan tenang, sehingga apabila bahagia maka bahagia pada taraf
yang wajar, apabila sedih maka sedih pada tataran yang semestinya seperti orang
lain kebanyakan. Ketika hendak berguming dengan hal persamaan itu membuatnya
selalu menganalisis rerata.
Ketika
asam sulfat (H2SO4) dipadukan dengan natrium hidroksida (NaOH)
yang sama-sama kuat, apa yang terjadi semakin menengang atau semakin seimbang
atau seketika sirna ? Itulah teori yang berhasil ia dapatkan bahwa ketika dua
hal yang sama-sama kuat dicampurkan menjadi satu adalah netral dengan pH
seimbangnya ialah 7. Namun ketika semua hal tersebut diaplikasikan kepada
manusia, mengapa terjadi perbedaan yang teramat jauh ? sebenarnya apakah ada faktor
intern yang mempengaruhi ?
Ketika
coba menggali lebih dalam dan ditelusuri secara mendetail lagi. Sejatinya
manusia menyimpan rahasia pada tiap jengkal antara anggota tubuh yang
dimilikinya. Sadarkah semua insan mahluk ciptaan sang Maha Pencipta beserta
keindahan yang selalu terpapang tiap detik waktu tanpa disadari. Rahasia yang
tersimpan bagai peti yang dilapisi baja hingga tiada tercium lagi aroma apa
yang dikontaminasikan di dalam. Bungkam dan indah kesannya. Namun di dalam ada
hal yang sepatutnya dipindahkan entah kemana. Ibarat sesuatu yang sempurna
namun disayangkan ternyata ada noktah hitam yang amat kecil. Tidak peduli
dengan kuantitas, karena sekarang yang berlaku adalah kualitas. Hasrat yang
membuat itu semua menjadi tiada dan hampir mendekati netral namun ditunda.
Karena rasa ingin memiliki, merasa paling benar, dan merasa dialah lebih diatas
rata-rata. Dengan alasan itu, dapat dihubungkan ternyata perananhati sangatlah
luar biasa. Betapa Allah mendesign semua anggota tubuh kita tiada yang sia-sia.
Dengan ukuran segenggam tangan namun penggerak semua dan akan menjadi prosesor
bagi jengkalan anggota tubuh. Luar biasa bukan. Dan sekali lagi, bukan masalah
ukuran, namun kontribusi yang mengejutkan. Jadi, anda bukan orang bodoh yang
menggantungkan segala penyelesaian pada teori. Tuhan memberikan kedaulatan
untuk menentuka seperti apa langkah selanjutnya, hingga itulah kebebasan dari
Tuhan yang sangat nyata. Maka siapkan diri dan bergegaslah, dalam melangkah
lebih baik.
Selagi
mulut ini masih bisa berucap masih ada hal yang akan diperjelas dan terlontar
darinya. Satu sorotan dia yang tiada dihiraukan adalah air. Biasa. Apa yang
istimewa, jika kita lihat. Hanya mengikuti arah kehendakNya. Dipancari cahaya
mentari. Ya semacam kettergantungan pada surya untuk memberikan pigmen yang
memancarkan seperti apaa lingkungan disetikat. Dia hanyalah bening tiada
berwarna dalam dirinya. Putih bahkan salah. Memang, dia benar murni. Berharap
seperti manusia yang tiada berani memperlihatkan semua bekal dari Tuhan. Pesan
yang sempat diberikan saat dia masih dalam ruang yang gelap, namun dijamin
segala bentuk yang diharapkan dan diinginkan. Hanya seutas tali tunggal yang
memanjang dapat menyambungnya sampai waktunya sudah tepat, dia kan berjuang
sendiri untuk memenuhi macam dari kebutuhannya. Insan yang selalu saja menutup
kekuatannya sendiri adalah bagaimana mengemas hidup dengan cara yang berbeda
dari yang kebanyakan hamburan manusia ciptaan Tuhan lainnya. Tenang dan terus mencari apa yang dicari
manusia lain sebenarnya dia hanya mengikuti orientasi yang kuat saat itu.
Jikalau dia salah ambil, maka dia hanya berbelok arah saja. Dengan rintihan
penyesalah gundah dalam hatinya. Dimana setiap individu menentukan pilihan
terbesar, maka dia akan mengekor tiada cuma dibelakang bahkan dia punya
kekuatan untuk menyandingi yang disebelahnya. Sesungguhnya diombang-ambingkan
dia tak suka, namun kekuatan prinsip yang tidak tahan dengan sengatan cacian
mulut yang hanya ditemui tulang rawan dan takkan pernah mengeras sampai
kapanpun juga, membuatnya sedikit dan makin sedikit mengendor. Dia seperti
tidak mempermudah diri, pikiran, dan hatinya sendiri. Tolong jawab semua
gejolak yang terlukis dalam relung terdalamku. Apa kalian tidak sanggup utnuk
menjangkau dalamnya ? Apa kalian tiada peduli arus mana lagi yang kan saya
jelajahi jikalau ada persimoangan yang teramat sulit dan sangat komplek alam
gleste. Tuhan dia hanya pantas dihujat. Kenapa tiada rasa kasihan untuk
menyisihkannya diantara insan-insan mu
yang kuat menerjang ombak dan badai ? Sejatinya kasihan dia, selalu saja
didapati termenung oleh malaikat pengiikut dari perintahmu Tuhan. Memohon untuk
kesekian kalinya, cabut saja dia pada lingkungan kejam itu. Tuhan sungguh dia
akan sia-sia belaka. Namun air tetap setia dan tidaklah melawan satu langkah
kecilpun. Patuh dengan takdir baginair adalah aman dan akan dijumpainya kkketentraman yang tiada terkira. Air tenang
namun lagi-lagi rahasia Tuhan berperan dan mengambil alih semuanya. Dia sangat
dalam. Dalamnya mengelabuhi siapa saja yang menatapnya. Dia sangatlah tertib
dengan aturan. Dia akan keras jika arus menuntutnya untuk keras dan arogan.
Hingga jangan salah dengan tiap faktor pada hidup ini. Siapa yang sebenarnya
hanya tenang, diam , tiada pasti. Dibalik
itu semua ada hal dahsyat yang belum ditampilkan karena air akan tenag pada
tiap permukaannya adalah datar. Jadi ? apalah itu filosofisnya. Ketengan yang
dia tampakkan adalah semu sebenarnya ingin menentukan arah sendiri namun resiko
belum dia mau merasakan jangankan itu, melirik saja dia tiada sanggup.
Potensial manusia terpentok pada arus selalu saja mengabdi pada arus saat itu.
Jangan salahkan jika air akan mengelurkan air yang sangat berharga dibandingkan
dengan permata di laut yang mudah dicari dan dilihat. Air di dalam air tidak
akan diperlihatkan dan tidak akan dibiarkan ada keberadaannya oleh dia yang
memiliki keyakinan terdekat karena prinsipnya adalah saling menjaga dan
megayomi. Rangkullah dia yang sesungguhnya butuh kehangatan tanganmu dan suhu
itu. Dalm tiap 0o manusia ada tangan-tangan Tuhan yang siap diulur
kapanpun dimanapun dan siapapun jua yang terpilih nantinya.
Rahasia
tidakan akan berhenti begitu saja, selama tangan masih mamou menjangkau apa
yang seharusnya dijamah, dia tidak akan pernah menyerah. Air terjun. Seperti
layaknya air pada hakikatnya. Hanya saja bonus untuknya adalah ketinggian.
Filosofi yang bisa dicamkan ialah setingginya dia berasal tetap saja dari
aliran air yang sama dan sejajar. Dari bawah mata insan Tuhan memandang
sangatlah tinggi dan indah. Percikannya menghanyutkan. Walau setelah terjun
hingga menyentuh ke dasar akan kembali pada hakikat semula yaitu air yang sama saja
dan sejajar. Dia memang biasa dan tiada lagi dentingan yang istimewa. Namu yang
disekeliling sibuk untuk mempersiapkan terjun biar nanti dari sudut mana pun
mata dari Tuhan menangkap itu akan sangat indah dan menawan. Walaupun akhirnya
sama saja dan sejajar lagi seperti awalan. Taukah dengan jejaring kata yang
tersusun Tuhan mewakilkan pada yang dipilihNya atau yang tak sengaja
dimintaNya. Sama-sama tercipta dari hal yang tanpa deskriminasi jelas, digiring
untuk tetap ada.
Melihat
hal secara detail itulah mempunyai kepuasan tersendiri karena dapat menemukan
beberapa detail yang tidak perlu dengan alat bantu. Jika dibandingkan bangun
dua dimensi, bangun empat dimensi lebih dapat diketahui. Itulah perumpamaan
sisi manusia. Dari mana sudut pandang sisi untuk memandangnya tetpa saja akan
terlihat dua sisi bahkan empat sisi sekaligus. Dua dimensi mempunyai indeks
yang lebih besar analisnya. Namun, kreatifitas seseorang untuk menebak tidaklah
100% dapat benar, beberapa ada yang dislatasi kebenaran. Maksud pencipta tidak
seperti yang ditebak. Maka lebih praktisi dan kebenaran dapat mendekati 100%.
Kuning akan menjadi jingga jika kita
melihatnya tidak dengan satu arah saja. Banyak sisi yang disa dijadikan
penopang untuk mengetahui seperti apa warna yang dibiasakan oleh cahaya
matahari. Merah saja bisa terasa menjadi orange. Itulah sisi pandang yang
berbeda. Dimana dia bisa membolak-balikan apa yang sebenarnya harus dilihat.
Sesuatu yang ditampilkan itu bisa saja menjadi pengelabuh hal yang sebenarnya
tidak semestinya. Karena dominan yang jelas itulah yang membuat insan terdekat
akan mudah menjustice seperti apa sosok yang dinilai. Namun jambu air yang muda
dan merah itu sangarlah segar dibayangan, Lihatlah secara mendalam, ternyata ada
lubang0lubang kecil yang membuat penampilan cantiknya digeser oleh hewan kecil
putih dan jalanya melata. Kesimpulan ada pada orang yang mau menelaah seperti
apa tidak hanya seperti orang bodoh yang hanya terima hal instan. Pandnaglah
seseorang dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Sehitamnya ruangan itu akan
terlihat jika ada sedikit bahkan secelah cahaya yang bisa masuk,maka seseorang
akan bisa mendefinisikan bahwa ruangan itu hitam maka gelap. Seperti berlaku
juga, apabila cahaya yang sangat terang akan tetpa ada bayangan yang
mengikutinya. Tidak ada kesempurnaan 100% begitu saja. Seperti itu, maka kuasa
Sang Kholik adalah rumus yang sempat tersembunyi. Dan rahasia akan menjadi
rahasia hingga saatnya tepat nanti.
Semarang, 22 Oktober 2015
10.16 WIB
SalamKertasLipatPutih
LNS
Komentar
Posting Komentar