Belum Nemu



Berhembuskan nafas karunia Tuhan adalah pilihan hati  yang tepat, Menahu dan tidak mau tahu adalah rotasi yang tak terpisah. Jemari kaki penopang langkah yang tiada henti selalu bersemangat mengikuti alur Tuhan yang tertata hingga apik. Bersama alunan simpony udara yang menyelimuti bumi ini adalah kekuatan besar untuk berani memiliki. Berani berharap dan berani sakit. Pagi, siang dan malam adalah permainan waktu yang digilir untuk memenami hati yang semakin detik selalu bimbang dan tiada arti. Pengemasan yang rapi bukanlah alasan untuk tidak merasa ingin tahu lebih lama dengan cinta. Lebih dalam dan lebih ya lebih dari segala yang dibatasi. Dengan gaya yang seakan tidak mau peduli membuat diri ini semakin terguncang dengan lingkungan yang kontras dari reformasi masa lalu. Buat apa hidup namun tiada berkawan dan memahami. Seakan terbakar oleh hawa panas yang menyeluruh di dalam api kehidupan tapi tidaklah sebuah keyakinan yang emmbuat hal nyata menjadi lebih semu dan akan silam oleh kehendak Ilahi.



Menemukan dan ditemukan itu yang diharapkan selama kaki ini berani berpijak lalu mengenal orang. Berhenti dan sempat tidak membuka mata hati, namun serasa cuek dengan keadaan adalah hal yang paling menakutkan. Manusia yang berlandasan mahluk sosial adalah salah satu alsan mengapa membuka separuh hati yang dikatakan sudah tidak fase anak-anak lagi. Tapi buat apa ? tanpalandasan yang jelas hanya mencoba ingin tahu, membuat hati ini semakin penasaran dan itu akan terpupuk dengan waktu yang terus saja berjalan. Fantasi atau memang ketidak jelasan yang mengantarkannya pada sejati tepatnya insan yang mau berbagi.



Keseriusan dan komitmen itu yang ditawarkan. Kepastian kunci tetap ada atau tidaknya relasi yang cukup flexible. Mustahil bila yang ada itu tenang-tenang saja setelah terbang tak terbayang hingga menembus atmosfer karena terkesima dengan reruntutan cara halus hasrat dalam kalbu.



Jika diizinkan untuk tidak berdebur dalam sebuah pertemuan maka tangan Tuhan akan menjamah semua yang diinginkan jejak.



Tuhan Tahu Tapi Menunggu.

 

LNS

28 November 2015

11:59 WIB

Komentar