Hijabi Hatimu Part 8 (Hadirkan Tuhan)

Pengetahuan adalah jembatan dalam penelaahan.
Telaah bukanlah sebuah senjata ataupun hal lain yang dijadikan untuk mengukur waktu, mengetahui sebepara jauh kemampuan kecerdasan intelektual bahkan hanya dijadikan alasan untuk mengungkap sesuatu hal dengan teori yang ada atau penciptaan pribadi.

Sebuah hal dalam segala sesuatu yang kamu dapat (melalui indra) adalah hal mental / glondongan, kamu perlu menjabarkan, menelaah dan memikirkan bagaimana bisa ? Kuk ? alasannya?
Itulah sebenarnya bagaimana alasan yang terpaparkan oleh Tuhan bahwa otak itu diciptakan dalam diri manusia.
Kapasitas yang gila oleh angka, membuat otak bukan hanya sebagai pelengkap dan salah satu kompenen yang ada dalam kepala manusia terlindung oleh tengkorak. Bukan.
Dikatakan "mencuri itu haram"
Kamu langsung memakannya tanpa kamu tahu sendiri alasannya, maka kamu mencintai orang juga haram. Ibaratnya seperti itu.
Tapi maksudnya bukan demikian.
Kamu perlu tau kenapa mencuri haram ?
Krn itu hak orang lain, diambil tanpa izin (menyakiti hati orang lain). Sedangkan mencintai orang lain adalah sebuah hal mutlak yang manusia tidak kuasa membendung secara menyeluruh.
Perlukan otak.

Ojo gumunan
Gumun iku bedho karo kagum.
Menurutku.
Gumun iku yo ngerti hal anyar terus iso dadiake pesimis njur ngasorake awak e dewe.
Nanging yen kagum.
Ngerteni perkoro anyar njur ono pitakon
Kuk iso koyo ngono ya? Piye carane ?
Pitakonan sing koyo ngono iku dadiake supoyone ditelusuri luweh maknane hiyoiku ora mandek amung gumun, nangin ono terusanne

Tuhan,
Pengetahuan itu menjadikan hal bisa ada keberadaannya itulah pola
Karena pengetahuan di dapat dari indra.
Dunia yang kita pijaki & kita geluti setiap hari ini adalah sunnatullah yang telah berpola (meja, kursi, dll)
Tapi apakah kamu tau bahwa yang ada dalam pikiran itu masih abstrak jika engkau hendak mengungkapkan dengan tepat sesuai pikiran.
"Sejatinya kamu mengenalku kemarin dan hari ini adalah sama, kamu tidak salah, kamu adalah parameter dalam dirimu baik untuk menilai diriku. Namun, aku sendiri terkadang tidak mampu menggambarkan seperti apa keadaan jiwaku (pikiran & hati). Aku mengatakatan dengan lisan yang berkiblat pada pikiran namun aku mengutarakan pun belum mampu 100% seperti yang aku katakan karena kuasaku (berbicara, mengidentifikasi yang aku rasa) terbatas. Jadi, aku sendiri tidak mampu memahami diriku sendiri, bagaimana aku akan memahami orang lain dan mampu memastikannya.
Ceritaku bukan 100% seperti yang aku rasakan. Karena aku pun tidak mampu menghadirkan kata membentuk kalimat yang benar-benar mampu mewakili rasaku / pikuranku bahkan prinsipku sendiri.
aku hanya mampu merealisasikan dengan melakukan melalui perbuatanku sendiri lengkap dengan diriku.
Itulah jika engkau ingin mengetahui seperti apa yang aku rasakan.
Namun sekali lagi, gunakan otak. Analisis saja. Jangan kamu telan secara bulat, karena buah durian itu bulat dan dilapisi kulit yang berduri. Jika engkau langsung menelan durian itu tanpa kamu kupas, yang kamu dapatkan hanya sakit karena goresan dari duri. Jika kamu mengupas durian itu, maka kamu akan tahu dan merasakan sendiri bagaimana manis dan lezatnya buah dari durian.
Kamu kenal orang, kamu lihat dan kamu pelajari. 76% kamu telah iku merasakan buah manisnya.

Saat hati merasa gundah, galau, bingung, dan tak mampu menahan amarah, maka ketika itu Tuhan tidak sedang dalam hatimu.
Hatimu tak tersentuh oleh jiwamu untuk menhadirkan Tuhan.
Padalah salah satu diantara sekian banyak deretan bahwa jika engkau ingin dekat dengan Tuhan, maka dekati orang yang membutuhkan bantuanmu. Alokasikan tangan mu kepada orang yang benar-benar membutuhkan.
Hibur orang yang sedih
Temani orang yang kesepian hatinya
Kuatkan orang yang lemah
Beri makan yang lapar

Memberikan kasih ada 2 makna
Tulus & menghina.
Bagaimana selanjutnya ? Serahkan pada dirimu sendiri yang bersandar pada niat awal.

Hadirkan Tuhan
Libatkan Allah

Ujungpandan
Welahan, Jepara

11.33 wib
Lns
Salamkertaslipatputih

Komentar